BERITAU.ID, KOTA PEKALONGAN – Lopis biasanya hanya tersedia pada saat Lebaran Syawal saja, namun belakangan makanan berbahan dasar beras ketan ini mudah dijumpai di sepanjang Jalan Haji Agus Salim, Kota Pekalongan.
Salah satu pedagang lopis, Muhammad Ulum (24) mengaku sudah berjualan lopis sejak 2018 dan termasuk yang merintis berjualan lopis di luar Lebaran Syawal.
“Tadinya berjulan lopis hanya di bulan syawal atau dua hari setelah Hari Raya Idul Fitri, namun sejak 2018 mulai berjualan tiap hari di pinggir jalan,” ujarnya saat ditemui, Kamis (28/3/2024).
Ia mengatakan pada saat awal berjualan lopis di pinggir jalan di hari biasa terlihat aneh dan tidak terjual banyak.
Lantaran, sudah menjadi tradisi bahwa lopis itu hanya tersedia pada saat syawalan saja.
Setelahnya, lanjut dia, banyak pembeli dari luar kota malah menjadi pelanggan setia. Dari laku terjual belasan biji kini dalam satu hari mampu menjual lopis hingga 35 buah bahkan terkadang dapat pesanan hingga 50 lopis.
“Alhamdulillah sekarang habis empat kilogram beras ketan untuk sekali produksi lopis,” jelasnya.
Ulum menyebut satu batang lopis ukuran panjang 25 sentimeter dengan diameter lima sentimeter dijual Rp 10 ribu.
Sudah lengkap dengan parutan kelapa dan kincau atau gula jawa cair sebagai toping.
Pemuda putus sekolah warga Kelurahan Klego ini mengaku berjualan lopis untuk membantu ayah dan ibunya.
Orangtuanya sudah 20 tahun lebih menjadi pembuat lopis tradsional.
“Tiap kali lopis terjual habis saya diberi upah Rp 50 ribu atau sesuai jumlah lopis yang laku,” katanya tanpa merinci.
Ia menuturkan berjualan lopis mulai dari pukul 10.00 WIB hingga pukul 17.30 WIB atau menjelang waktu berbuka. Sedangkan omset yang diraih mencapai Rp 300 ribu hingga Rp 350 ribu.