Budaya  

Museum Batik Pekalongan Bertransformasi, Hadirkan Ruang Budaya yang Lebih Inklusif

BERITAU.ID, Kota Pekalongan – Di awal tahun 2025, Museum Batik Pekalongan mengumumkan visinya untuk menjadi museum yang lebih inklusif, terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat.

Transformasi ini bertujuan untuk menghadirkan pengalaman yang lebih nyaman dan ramah bagi semua pengunjung, termasuk penyandang disabilitas serta masyarakat dari berbagai latar belakang budaya, suku, dan agama.

“Kami ingin Museum Batik Pekalongan menjadi ruang yang benar-benar bisa dinikmati semua orang. Tidak hanya sekadar tempat melihat koleksi batik, tetapi juga ruang interaksi yang mengakomodasi kebutuhan setiap pengunjung,” ujar Kepala Museum Batik Pekalongan, Nurhayati Sinaga, saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (31/1/2025).

Sebagai bagian dari upaya inklusivitas ini, Museum Batik Pekalongan akan menyelaraskan program-programnya dengan berbagai komunitas.

Salah satu inovasi yang akan diterapkan adalah pemutaran video berbahasa isyarat di setiap ruang pamer.

“Kami ingin memastikan bahwa informasi mengenai batik bisa diakses oleh semua, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan pendengaran,” tambahnya.

Tidak hanya itu, museum juga akan meningkatkan fasilitas agar lebih ramah bagi penyandang disabilitas, termasuk perbaikan akses jalan dan penyediaan alat bantu.

Langkah ini sejalan dengan misi Museum Batik Pekalongan dalam menjadikan budaya batik lebih inklusif dan mudah dijangkau oleh semua kalangan.

Di sisi lain, transformasi ini mendapat sambutan positif dari masyarakat. Mafiyah, seorang pengunjung yang datang bersama anaknya, mengungkapkan rasa senangnya bisa memperkenalkan budaya batik sejak dini.

“Saya sangat mendukung perubahan ini. Anak-anak memang perlu dikenalkan dengan warisan budaya sejak kecil agar mereka tumbuh dengan rasa cinta dan kepedulian terhadap budaya sendiri,” ujarnya.

Dengan berbagai inisiatif ini, Museum Batik Pekalongan berharap dapat menjadi ruang budaya yang lebih terbuka, di mana setiap orang, tanpa terkecuali, dapat merasakan pengalaman yang berharga dalam mengenal dan mencintai batik. (Lim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *