Saham Tempo Layu Sebelum Berkembang, Efek Blunder Terus Terusan?

BERITAU.ID – Pergerakan saham PT Tempo Inti Media Tbk. (TMPO) belakangan ini tampak lesu dan tidak menunjukkan tanda-tanda pemulihan.

Meski telah mendapatkan suntikan dana besar dari private equity raksasa Amerika Serikat, Media Development Investment Fund Inc. (MDIF), saham Tempo masih saja terpuruk. Apa sebenarnya yang menyebabkan saham ini layu sebelum berkembang?

Pada Rabu pagi 16 Oktober 2024, saham TMPO sempat bergerak naik sebesar 1,56% ke angka 195, namun tak lama kemudian turun kembali sebesar 0,52% ke 191 pada pukul 10.36.

Pergerakan harga saham ini terus menunjukkan pola fluktuatif, yang mana puncaknya pada 11 Oktober 2024 sempat mencapai 208. Namun, setelah itu, harga terus menurun secara bertahap.

Padahal, investor telah menaruh harapan besar pada saham Tempo setelah perusahaan ini menerima suntikan dana dari MDIF pada Juli 2024.

Banyak pihak berpikir bahwa dengan dukungan dana besar dari private equity ternama tersebut, Tempo bisa memperkuat posisi mereka di pasar media Indonesia.

Nyatanya, ekspektasi itu belum tercermin dalam pergerakan harga saham TMPO.

Para pengamat menyebut penurunan ini sebagai hasil dari kesalahan langkah perusahaan.

Beberapa investor yang aktif di media sosial, seperti akun zlfnmh*** dan bayusub*** di Stockbit, menyebutkan bahwa perusahaan media ini terus melakukan blunder, alih-alih memanfaatkan suntikan dana untuk berkembang.

“Kita lihat MDIF berani menanamkan modal karena mereka percaya dengan potensi Tempo. Tapi, sampai sekarang malah banyak blunder. Peluang besar itu belum terlihat,” tulis bayusub***.

Ia menambahkan, “Harusnya setelah dapat modal besar, mereka bisa lebih agresif di pasar. Tapi malah sebaliknya.”

Pendapat ini cukup menggambarkan kekecewaan banyak investor. Harapan yang tinggi berujung pada kekecewaan yang mendalam.

Bagi sebagian besar investor, apa yang terjadi pada saham Tempo adalah kombinasi dari strategi yang salah dan ketidakmampuan perusahaan untuk merespons perubahan cepat di industri media.

Namun, ada juga yang masih melihat potensi pada TMPO.

Salah satu pengguna dengan akun Aziz*** mempertanyakan, “Kenapa harga saham Tempo masih segini ya? Padahal kalau buat berita selalu tajam dan terpercaya.”

Hal ini menunjukkan bahwa bagi sebagian kalangan, Tempo masih memiliki nilai tersendiri sebagai media yang dipercaya dalam pemberitaan.

Dengan bisnis yang terbagi dalam dua segmen utama—penerbitan dan percetakan—Tempo memiliki portofolio produk yang cukup beragam.

Mereka menerbitkan majalah berita mingguan Tempo, Koran Tempo, edisi bahasa Inggris, Tempo English, hingga portal berita daring Tempo.co.

Selain itu, Tempo juga merambah media digital dengan produk siniar populer seperti “Bocor Alus Politik”.

Produk lain yang diterbitkan perusahaan ini meliputi majalah anak-anak bulanan, Majalah Aha!, serta dua majalah gaya hidup, Travelounge dan KOMUNIKA.

Dalam bisnis percetakannya, PT Temprint, anak perusahaan Tempo, juga menjadi salah satu pemain utama.

Namun, terlepas dari portofolio produk yang lengkap, persaingan di industri media saat ini sangat ketat.

Dengan semakin dominannya platform digital, persaingan bukan hanya datang dari sesama media tradisional, melainkan juga dari platform-platform berita daring dan media sosial yang lebih cepat dan interaktif.

Di sisi lain, blunder yang sering dibicarakan para investor bisa merujuk pada keputusan-keputusan strategis yang belum optimal.

Misalnya, meski sudah hadir dalam format digital, Tempo belum sepenuhnya memanfaatkan tren media daring untuk mendongkrak trafik dan engagement pembaca secara maksimal.

Di sinilah letak tantangan utama mereka: beradaptasi dengan perubahan selera dan kebiasaan konsumen dalam mengonsumsi berita.

Dengan segala tantangan yang ada, pertanyaan yang tersisa adalah apakah PT Tempo Inti Media Tbk. mampu bangkit dari keterpurukannya.

Suntikan dana besar dari MDIF semestinya menjadi amunisi kuat bagi Tempo untuk melakukan transformasi bisnis dan meningkatkan daya saing di pasar.

Namun, jika strategi dan eksekusi tidak segera dibenahi, besar kemungkinan saham Tempo akan terus melemah.

Para pemegang saham tentu berharap Tempo segera menemukan cara untuk bangkit dan memanfaatkan modal yang ada dengan bijak, sehingga mereka tidak terus-menerus dikecewakan oleh performa yang loyo.

Para pengamat dan investor kini hanya bisa menunggu dan melihat, apakah langkah-langkah pembenahan yang dilakukan manajemen Tempo akan mampu membawa perubahan signifikan pada pergerakan harga saham mereka di masa depan.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *