Peserta BLK Pekalongan Unjuk Kemampuan Rias Wajah Geriatri dalam Uji Kompetensi

BERITAU.ID, PEKALONGAN — Ruang uji kompetensi tata rias wajah di Balai Latihan Kerja (BLK) Kota Pekalongan tampak dipenuhi suasana serius pada Senin (3/11/2025).

Para peserta tampak fokus menata perlengkapan rias, menunjukkan keterampilan yang mereka asah selama 30 hari pelatihan program Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahap II.

Dalam uji kompetensi kali ini, para peserta diuji kemampuannya dalam tata rias wajah geriatri, yakni seni merias wajah klien berusia lanjut agar tampak lebih muda, segar, namun tetap alami.

Asesor dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) BBPVP Semarang, Istiati, mengatakan bahwa fokus utama pengujian adalah bagaimana peserta mampu menyiasati perubahan alami pada kulit lansia.

“Kali ini saya menjadi asesor untuk bidang tata rias wajah, khususnya rias wajah geriatri. Tantangannya adalah membuat riasan yang tetap natural, tapi mampu menyamarkan kekurangan seperti keriput, flek hitam, atau bekas luka agar tampak lebih muda,” ujar Istiati saat ditemui di BLK Kota Pekalongan.

Ia menjelaskan bahwa uji kompetensi dilakukan melalui beberapa tahap, dimulai dari ujian teori, analisis bentuk wajah, hingga praktik langsung di hadapan asesor.

“Tahap pertama adalah uji teori untuk melihat pemahaman peserta tentang konsep dasar dan teknik koreksi wajah. Setelah itu, mereka menganalisis bentuk wajah model dan menentukan teknik yang tepat, kemudian mempraktikkan hasilnya secara langsung,” paparnya.

Menurutnya, waktu pengujian disesuaikan dengan standar nasional, yakni 30 menit untuk teori dan 60 menit untuk praktik. Asesor menilai peserta dari ketepatan analisis, kesesuaian warna foundation, keseimbangan riasan seperti bentuk alis dan shading, hingga sentuhan akhir.

“Setelah ujian praktik selesai, kami langsung melakukan evaluasi. Setiap peserta kami panggil satu per satu untuk diberi umpan balik tentang apa yang sudah baik dan apa yang perlu diperbaiki. Dari hasil sementara, kemampuan mereka sudah cukup bagus dan menunjukkan perkembangan yang signifikan,” tambahnya.

Istiati menilai kemajuan peserta merupakan hasil dari pelatihan intensif selama sebulan penuh di BLK Pekalongan. Dalam masa tersebut, peserta dibimbing oleh instruktur profesional agar siap menghadapi uji sertifikasi nasional dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

“Pelatihan selama 30 hari terbukti efektif. Mereka sudah menguasai teknik dasar dan mampu mengaplikasikannya dengan baik. Tinggal mengasah ketelitian dan kerapian agar hasilnya makin sempurna,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Istiati berharap kegiatan uji kompetensi ini tidak hanya menilai aspek teknis, tetapi juga membentuk etika kerja dan profesionalisme di lapangan.

Bagi peserta yang dinyatakan kompeten, hasil uji ini akan menjadi dasar penerbitan sertifikat resmi dari BNSP, yang diakui secara nasional. Sertifikat tersebut dapat menjadi bekal penting untuk meniti karier di dunia kerja maupun membuka usaha mandiri di bidang kecantikan. (lim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *