PEKALONGAN, BERITAU.ID — Sejauh Mata Memandang (SMM), jenama fesyen sirkular Indonesia, memperkenalkan Studio Sejauh, ruang kolaborasi di bidang sandang yang berlokasi di Kota Pekalongan, Jawa Tengah. Studio Sejauh diinisiasi oleh Yayasan Sejauh Bumi Lestari, keluarga baru Sejauh Mata Memandang, dengan tujuan mempertemukan para pemangku kepentingan dan pelaku industri sandang, mulai dari artisan, petani, UMKM, komunitas, pelaku bisnis fesyen hingga masyarakat luas. Mereka bersama-sama membangun kedaulatan sandang di Indonesia dengan prinsip sirkularitas, keberlanjutan, dan pelestarian lingkungan melalui akses terbuka dan informasi tentang sistem pasokan dan produksi yang bertanggung jawab.
Studio Sejauh memberikan kesempatan bagi pelaku industri fesyen tanah air untuk mengetahui, mengenal, serta bermitra dengan berbagai elemen produksi yang menjadi mitra SMM dalam produksi pakaian.
Bertepatan dengan peresmian Studio Sejauh, SMM mengundang sejumlah figur inspiratif yang telah dan akan berkolaborasi dengan SMM, seperti Ibu Chandra Kirana Prijosusilo dari Sekar Kawung, Bapak R Asyfa Fuadi dari CraftDenim.id, Bapak Fatah Syaifur Rochman dari Shibiru, Bapak Wibowo Akhmad dari Rabersa, serta Bapak Mugi Raharjo, artisan batik asal Pekalongan.
Chitra Subyakto, Pendiri dan Direktur Kreatif Sejauh Mata Memandang, melihat potensi kolaborasi yang besar dengan hadirnya Studio Sejauh.
“Kami meyakini bahwa tujuan kedaulatan sandang perlu diupayakan melalui kerja bersama, saling mendukung untuk berdaya, berkarya, dan memberi dampak bersama-sama. Semangat kolaborasi menjadi landasan keberadaan Studio Sejauh,” ujar Chitra.
Studio yang terletak di Jl. Karya Bakti No.196, Kota Pekalongan, Jawa Tengah ini diharapkan menjadi lokasi utama bagi para pegiat bisnis circular fashion untuk mengakses keterbukaan informasi yang dapat mendukung upaya bisnis agar dapat berjalan lebih bertanggung jawab.
“Saat ini, sulitnya akses bagi para pelaku bisnis serupa untuk mengenal dan mendapatkan informasi terkait produksi maupun vendor dengan proses yang bertanggung jawab terkadang menghambat kemajuan dari label-label yang baru. Kami ingin berkontribusi lebih pada lahirnya label-label baru dengan memberikan akses yang tepat dan peluang berkolaborasi dengan artisan lokal yang juga berkualitas baik,” tambah Chitra.
“Kolaborasi ini penting dan bermanfaat untuk memberikan gairah kultur tenun di Pekalongan yang semakin meredup. Dukungan dan keterbukaan yang diberikan oleh Studio Sejauh tidak hanya akan membantu kami dalam melestarikan wastra nusantara seperti tenun, tetapi juga memperkuat kedaulatan sandang di Indonesia.” tutur Raden Asyfa Fuadi, Pendiri CraftDenim.id dengan antusias. Menurutnya, semangat kolaborasi yang diusung oleh Studio Sejauh memberikan kesempatan bagi para artisan dan UMKM untuk berdaya, berkarya, dan menciptakan dampak positif bersama-sama, serta menjaga dan menghidupkan kembali warisan budaya lokal sekaligus berkontribusi pada kelestarian lingkungan.
“Bulan Agustus ini, kami juga segera meluncurkan program publik pertama kami, ‘Tumbuh Benih Jadi Sandang’ yang berkolaborasi dengan mitra Studio Sejauh yaitu Sekar Kawung, Bidadariku, CraftDenim.id, Shibiru, dan Rabersa. Melalui inisiatif ini, kami mengundang semua orang menanam kembali kapas, merawatnya, hingga memanen. Kapas yang dipanen akan dikirim ke kami, dipintal menjadi benang, dan ditenun menjadi kain oleh kolaborator Studio Sejauh, yang kemudian akan dikembalikan kepada peserta,” papar Chitra.
Ia berharap program ini dapat melibatkan masyarakat luas dalam setiap langkah produksi kain, serta meningkatkan pemahaman tentang praktik tekstil yang berkelanjutan dan sirkular