Beritau.id – Hama tanaman atau benalu tidak hanya mengganggu. Di tangan yang tepat, benalu bisa jadi produk yang bernilai.
Hal itulah yang dilakukan Sixtin Kristiana (26) dan keluarganya yang mengolah benalu tanaman teh menjadi minuman herbal.
Sixtin adalah warga RT 10/ RW 3, dukuh Pagilaran, desa Keteleng, kecamatan Blado, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Minuman herbal buatannya diberi nama Teh Benalu.
Sejarah muncul teh benalu berawal pada tahun 90-an saat orang dari luar kota cari benalu teh untuk obat.
“Pencariannya itu atas saran dokternya, lalu ayah saya mencarikan,” cerita perempuan yang tinggal di sekitar agrowisata kebun teh Pagilaran itu, beberapa waktu lalu.
Sejak saat itu, ayahnya mulai meracik benalu menjadi teh dan diikuti oleh tetangganya.
Di tangan Sixtin, teh benalu dikemas dengan bungkus yang rapi dan modern.
Bahkan, ia membuat warung teh bermodel kafe di depan rumahnya yang diberi nama Seatap.
“Kalau meraciknya mudah. Benalu tanaman teh dipotong-potong, terus dijemur sampai kering. Kalau cerah antara empat hingga lima hari,” jelasnya.
Setelah kering, lalu benalu teh itu disangrai (digoreng tanpa minyak).
Kemudian, ia mengemasnya dengan ukuran berat 50 gram per kemasan.
Ia menjual teh benalu seharga Rp 25 ribu per kemasan. Dalam seminggu, ia bisa memproduksi 100 kemasan.
“Khasiatnya apa? Katanya bisa melancarkan peredaran darah, untuk penyakit dalam, terapi tumor dan sebagainya. Itu penuturan dari yang mencari,” katanya.