Kemendagri Dorong Inklusi Lewat Pelatihan Keterampilan untuk Penyandang Disabilitas di Pekalongan

BERITAU.ID, Kota Pekalongan – Dalam rangka memberdayakan penyandang disabilitas, Kelompok Pengolahan dan Pemasaran (Poklahsar) Perikanan Bina Mandiri Kota Pekalongan bersama Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Pekalongan mengadakan pelatihan keterampilan berupa pembuatan dimsum dan pangsit.

Pelatihan yang berlangsung di Gerai Oleh-Oleh Pekalongan pada Jumat (15/11/2024) ini diikuti oleh 25 peserta dan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas serta kemandirian ekonomi penyandang disabilitas.

Kegiatan tersebut mendapat apresiasi dari Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Yusharto Huntoyungo.

Ia menyebut bahwa inklusivitas merupakan kunci dalam melaksanakan fungsi pemerintah sebagai regulator, pemberi layanan, dan pemberdaya masyarakat.

“Pelatihan ini adalah langkah luar biasa karena menyasar kelompok masyarakat yang sering termarjinalkan. Dengan peningkatan kapasitas seperti ini, penyandang disabilitas dapat memiliki peluang usaha setara dengan masyarakat umum,” ujar Yusharto saat melakukan kunjungan kerja di Kota Pekalongan terkait penilaian lapangan Innovative Government Award (IGA) 2024.

Selain pelatihan, Yusharto mendorong pemerintah daerah untuk memfasilitasi penyandang disabilitas dalam memulai usaha, salah satunya dengan penerbitan Nomor Induk Berusaha (NIB) melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP).

Ia juga menyoroti pentingnya memanfaatkan e-katalog untuk memperluas pemasaran produk.

“Keperluan snack kantor atau makanan lainnya bisa dipasok dari produk hasil pelatihan ini. Selain membantu pemasaran, ini juga mendukung program makan bergizi gratis yang dicanangkan Presiden Prabowo. Produk seperti dimsum dan pangsit dari tepung ikan dapat menjadi sumber protein, karbohidrat, dan mineral dalam satu paket,” jelasnya.

Dalam kunjungannya, Yusharto sempat mencicipi hasil produksi pelatihan seperti fish choco chip, dimsum, dan kerupuk pangsit berbahan dasar Hidrolisat Protein Ikan (HPI).

Menurutnya, kualitas produk tersebut tidak kalah dengan bahan tepung biasa, tetapi memiliki kandungan gizi lebih tinggi.

“Mudah-mudahan kegiatan ini terus berkembang, sehingga semakin banyak penyandang disabilitas yang terlibat dan berdaya. Hal ini juga membuka peluang untuk menambah jumlah wirausahawan baru di Kota Pekalongan,” imbuhnya.

Ketua Poklahsar Perikanan Bina Mandiri, Ida, menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan hasil kolaborasi dengan Komunitas Sahabat Difa Kota Pekalongan.

Tujuannya adalah membekali para penyandang disabilitas dengan keterampilan yang dapat menunjang kesejahteraan mereka.

“Semangat mereka luar biasa, meski dengan keterbatasan fisik. Antusiasme mereka terlihat dalam setiap sesi pelatihan, mulai dari mendengarkan, praktik, hingga membuat produk bernilai ekonomi,” ujar Ida.

Ia juga memaparkan bahwa produk olahan dari pelatihan ini, seperti fish choco chip yang dibanderol Rp35 ribu per 200 gram, memiliki nilai tambah karena kandungan proteinnya setara dengan satu ekor ikan.

Salah satu peserta, Selvi Suyitno dari Kelurahan Poncol, mengungkapkan kebahagiaannya atas pelatihan ini.

“Ini pengalaman pertama saya ikut pelatihan. Saya ingin mengembangkan keterampilan ini menjadi usaha kecil di rumah untuk menambah penghasilan keluarga,” tuturnya penuh semangat. (lim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *