BERITAU.ID, BATANG – Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, Dwi Riyanto dari Setda Kabupaten Batang, menyoroti masalah aksesibilitas terkait pembangunan gapura di depan kampung yang bisa menghambat penanganan kebencanaan, khususnya kebakaran.
Desain gapura yang kurang mempertimbangkan akses kendaraan, terutama mobil pemadam kebakaran, dapat menjadi hambatan serius.
Dalam Rapat Koordinasi Antisipasi Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Bencana Musim Hujan Tahun 2023/2024 di Wilayah Kabupaten Batang, Dwi Riyanto menekankan perlunya pertimbangan khusus terkait pembangunan gapura.
Ia menyoroti pentingnya memperhitungkan kemungkinan waktu yang dibutuhkan untuk membongkar gapura dalam situasi kebakaran.
“Pertimbangan (pembangunan) gapura harus melihat akses ketika terjadi kebakaran. Perlu berapa menit untuk membongkar gapura,” kata Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, Setda Kabupaten Batang, Dwi Riyanto, Senin (18/12).
Dwi juga menekankan pentingnya penggunaan air dalam tangki mobil pemadam kebakaran untuk kegiatan edukasi. Menurutnya, menyimpan air dalam tangki terus menerus juga memiliki risiko, sehingga lebih baik dimanfaatkan untuk kegiatan edukasi pemadam kebakaran.
Ini menjadi cara yang efektif untuk mengedukasi masyarakat secara berkala, mungkin dengan jadwal dua minggu sekali, agar lebih memahami cara pemadaman api dan keterampilan menggunakan peralatan pemadam kebakaran.
“Kalau di dalam tangki terus juga bahaya. Daripada air dalam tangki dibuang, mending dipakai buat edukasi. Bisa tiap dua Minggu sekali ada edukasi,” katanya.
Ia turut menyoroti urgensi edukasi tentang pemadaman kebakaran, mengingat tidak semua orang memiliki pemahaman yang cukup tentang cara memadamkan api atau bahkan memegang selang pemadam kebakaran.
Edukasi secara berkala diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan keterampilan masyarakat dalam menghadapi situasi darurat terkait kebakaran.