BERITAU.ID – Delapan tahun sudah Kayla, gadis kecil berusia 12 tahun yang duduk di bangku kelas 4 SDN Karangasem Selatan, menderita gangguan pendengaran. Akhirnya, harapan untuk mendengar nada-nada indah dan kata yang dituturkan sang ibu dapat terwujud, usai mendapatkan alat bantu pendengaran.
Jika melihat usianya, memang sedikit mengagetkan karena tak seharusnya gadis kecil yang bercita-cita menjadi dokter itu berada di kelas 4 SD. Bukan karena tak mampu secara akademis, namun keterbatasan fisiklah yang menghambat kemajuan dalam mengejar asa.
Berkat program pemeriksaan kesehatan massal yang digagas Pemkab Batang, anak berkebutuhan khusus seperti Kayla dapat tertangani dengan cepat.
Penjabat (Pj) Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki, bersama segenap jajaran segera memberikan bantuan alat bantu dengar agar memudahkan Kayla menjalani hari-harinya nanti.
“Alhamdulillah sudah ada alat bantu untuk memperjelas pendengaran, walaupun dalam peremajaan alat, mengharuskan perbaikan langsung ke pabrik di Semarang. Tapi nanti pihak RSUD bersama Kecamatan memberikan pendampingan tiap enam bulan sekali, sambil diamati perkembangan pendengarannya,” ujar Lani saat mengunjungi kediaman Kayla di Karangasem Selatan, Kabupaten Batang, Kamis (18/7/2024).
Melihat keterbatasan yang dialami, Lani menyarankan Kayla masuk ke lembaga pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus.
“Kalau Dek Kayla ini masuk ke SLB Negeri, nanti potensi terpendamnya bisa terasah karena dibimbing oleh guru yang tepat,” jelasnya.
Rona bahagia bercampur haru terpancar di wajah Lilis, ketika alat bantu itu telah terpasang di telinga mungil putrinya. Besar harapannya, pendengaran putri sulungnya itu kembali normal dan dapat meraih cita layaknya gadis sebayanya.
“Kalau keputusan sekolah ke SLB atau sekolah umum, harus dirundingkan dulu sama ayahnya. Tapi kalau anaknya tidak mempermasalahkan karena di mana pun berada, selalu mudah berkawan,” terangnya.
Usai alat bantu pendengaran terpasang, wajah sumringah nampak jelas di raut muka Kayla, seakan ada harapan baru untuk menjelajahi tiap kata yang terucap.
“Senang bisa dengar lebih jelas, biar bisa sekolah dan ketemu teman-teman lagi,” ujar Kayla dengan mata berbinar.
Tidak hanya dari Pemkab Batang, bantuan untuk Kayla juga datang dari berbagai pihak. Masyarakat sekitar yang mengetahui kondisi Kayla turut memberikan dukungan moral dan material. Mereka berharap agar Kayla dapat tumbuh dan berkembang layaknya anak-anak normal lainnya.
“Kita semua di sini akan terus mendukung Kayla, semoga dengan alat bantu ini, Kayla bisa meraih cita-citanya menjadi dokter,” ungkap salah satu tetangga yang akrab disapa Bu Ani.
Kisah Kayla adalah contoh nyata perjuangan sebuah keluarga dalam menghadapi tantangan. Ayah dan ibunya terus berjuang tanpa lelah untuk memberikan yang terbaik bagi putri mereka. Mereka bertekad untuk memastikan Kayla mendapatkan pendidikan dan perawatan yang dibutuhkan.
“Sebagai orang tua, kita tidak akan menyerah. Kita akan terus berusaha agar Kayla mendapatkan kesempatan yang sama seperti anak-anak lainnya,” tegas Lilis dengan penuh semangat.
Dengan alat bantu pendengaran yang baru, masa depan cerah kini terbuka lebar untuk Kayla. Ia bisa kembali bersekolah dan berinteraksi dengan teman-temannya. Harapan untuk meraih cita-cita menjadi dokter kembali menyala di hatinya.
Perjalanan Kayla masih panjang, namun dengan dukungan dari keluarga, pemerintah, dan masyarakat, Kayla akan terus melangkah maju. Semoga kisah Kayla menjadi inspirasi bagi kita semua untuk tidak pernah menyerah dalam menghadapi segala rintangan.
“Bersama kita bisa memberikan harapan dan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak seperti Kayla,” tutup Lani dengan penuh harap. (Won)