BPBD Bekali Simulasi Kebencanaan Tim Katana PKK
Beritau.id, Kota Pekalongan – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan membekali pelatihan dan simulasi kebencanaan.
Sasarannya adalah tim Kelurahan Tangguh Bencana (Katana) Pasirkratonkramat (PKK), Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, berlangsung di Aula Kantor Kelurahan PKK.
Wilayah Pasirkratonkramat menjadi salah satu kelurahan yang kerap dilanda banjir rob maupun akibat air hujan.
Kalakhar BPBD Kota Pekalongan, Aprilyanto Dwi Purnomo melalui Penyuluh Kebencanaan pada BPBD setempat, Pipin Widyawati menjelaskan, bahwa BPBD telah membentuk kelurahan tangguh bencana (Katana).
Saat ini, dari total ada 27 kelurahan, BPBD sudah membentuk 20 kelurahan tangguh bencana.
“7 sisa kelurahan yang belum terbentuk dan baru sosialisasi awal diantaranya Kelurahan Medono, Podosugih, Setono, Noyontaansari, Kuripan Kertoharjo, Kuripan Yosorejo dan Kelurahan Sokoduwet,” terang Pipin.
Pipin menambahkan, pelatihan yang diajarkan diantaranya simulasi banjir dan transportasi korban bencana banjir.
Ia berharap, dengan adanya tim maka akan memudahkan alur komunikasi untuk penyaluran bantuan evakuasi dan lainnya.
Satu tim Katana jumlahnya berbeda-beda, kalau Katana Pasirkratonkramat disini ada 30 orang yang merupakan perwakilan dari masing-masing RW.
Sementara itu, Camat Pekalongan Barat, Sri Karyati mengapresiasi pelatihan dan simulasi kebencanaan yang diberikan Satgas BPBD Kota Pekalongan.
Karyati membeberkan, untuk di wilayah Kecamatan Pekalongan Barat ada 7 kelurahan, namun kelurahan sering terdampak bencana ada 3 kelurahan.
Akan tetapi, seiring dengan kondisi wilayah saat ini, pihaknya menganggap semua kelurahan menjadi kelurahan yang sama-sama rawan bencana.
“Harapannya, dengan wilayah Kota Pekalongan khususnya Kecamatan Pekalongan Barat yang sering terdampak bencana, masyarakatnya bisa mandiri, survive, dan memberdayakan diri sendiri dan lingkungan sekitarnya,” tegasnya.
Lurah Pasirkratonkramat, Dwi Indah Widiastuti menjelaskan, pihaknya mengandeng BPBD sebagai instruktur pelatihan serta membentuk tim relawan dari perwakilan RT/RW untuk kewaspadaan bencana yang terjadi di wilayahnya.
Pihaknya mengundang 30 orang dari perwakilan RT/RW.
Masing-masing bertugas sebagai tim dapur umum, dan berbagai divisi yang menangani kebencanaan.
“Kita jaga-jaga sebelum terjadinya bencana. Sehingga, pelatihan ini sebagai upaya edukasi dan wawasan kepada warga kami, jika sewaktu-waktu ada bencana, mereka bisa melakukan penanganan kebencanaan sedari awal dan mandiri, serta bisa lebih tanggap menghadapi bencana,” tandasnya.