BERITAU.ID, PEKALONGAN – Pemerintah Kota Pekalongan terus berupaya keras mengatasi masalah banjir dan rob yang sudah lama mengganggu kehidupan masyarakat. Salah satu proyek besar yang sedang dalam tahap pengerjaan adalah Bendung Gerak yang ditargetkan rampung pada Agustus 2024.
Proyek ini merupakan bagian dari serangkaian upaya untuk pengendalian banjir dan rob di Sungai Lodji-Banger, terutama di kawasan Jetayu, Kelurahan Panjang Wetan, Kecamatan Pekalongan Utara.
Bendung Gerak ini tidak berdiri sendiri. Pada Paket Pertama, proyek ini mencakup tiga pengerjaan teknis penting:
1. Kolam Resistensi Kanan dan Kiri
– Kolam Resistensi Kanan akan dilengkapi dengan lima pompa berkapasitas lima meter kubik per detik dari tiga pompa, dan dua pompa lainnya berkapasitas 1,5 meter kubik per detik.
– Kolam Resistensi Kiri akan memiliki dua pompa dengan kapasitas 0,3 meter kubik per detik. Sistem pompa ini dirancang untuk menampung debit air dari hulu Sungai Lodji sementara, sehingga aliran air dapat diatur dengan lebih baik.
2. Regulator Gate
– Regulator Gate menggunakan pintu slide gate manual berukuran 4×2 meter. Fungsi utamanya adalah mengalihkan aliran air Sungai Kupang agar tidak langsung ke Sungai Lodji, tetapi dialihkan ke arah Sungai Banger.
3. Kolam Tambat Labuh Kapal
– Kolam ini memiliki luas lebih dari 56.500 meter persegi dan mampu menampung sekitar 140 kapal sementara, sehingga kapal-kapal tidak lagi bersandar di alur sungai yang dapat menghambat aliran air.
Wakil Walikota Pekalongan, H. Salahudin, menyatakan bahwa proyek ini diharapkan dapat mengurangi genangan air rob dan banjir yang kerap terjadi di Kota Pekalongan, terutama di kawasan Jetayu.
“InshaAllah pada bulan Agustus bendung gerak sudah selesai dibangun, sehingga air rob sudah tidak masuk ke Sungai Lodji lagi karena sudah disedot dengan bantuan pompa,” ungkap Salahudin.
Ia menambahkan, “Kami meminta masyarakat bersabar. Kami sedang mengupayakan yang terbaik agar sistem pengendalian banjir dan rob di Kota Pekalongan ini bisa berjalan optimal.”
Pada bendung gerak ini, akan ada lima pintu jenis slide gate elektrik berukuran 8×4,5 meter yang berfungsi menahan intrusi air laut. Pintu-pintu ini dapat dibuka saat banjir untuk mempercepat pengaliran debit air ke arah muara.
Intrusi air laut harus tertangani dengan optimal untuk mencegah penurunan muka air bawah tanah dan menjaga keseimbangan hidrostatik.
Agus Priyanto, Pelaksana Teknis BBWS Pemali Juana, menjelaskan bahwa per 24 Juni 2024, progres pekerjaan fisik bendung gerak telah mencapai 85 persen.
“Pompa-pompa yang akan membantu mengurangi limpasan air di Sungai Lodji pun sudah disiapkan,” jelas Agus. Kapasitas pompa yang disiapkan adalah 5000 liter per detik sebanyak tiga unit, dan dua unit pompa dengan kapasitas 1.500 liter per detik.
Kepala DPUPR Kota Pekalongan, Bambang Sugiarto, membenarkan bahwa genangan di kawasan Jetayu masih sering terjadi.
“Di kawasan tersebut, sudah ada saluran lintang untuk mengurangi air dari wilayah Jetayu ke Sungai Lodji. Namun, mengingat bendungan di Sungai Lodji belum sepenuhnya jadi, kawasan Jetayu tersebut masih tergenang saat terjadi rob di Kota Pekalongan,” jelas Bambang.
Ia menambahkan, “Kalau Bendungan di Sungai Lodji sudah jadi, elevasi Sungai Lodji nanti akan turun sampai 1,5 meter dari kondisi muka air normal saat ini. Artinya, jika sistem pengendalian banjir dan rob sudah berjalan, maka air dari Kawasan Jetayu sudah bisa langsung turun ke Sungai Lodji.”