Suara dari Jalanan Yogya: Ojol Tuntut Keadilan yang Lama Tertunda

BERITAU.ID, YOGYAKARTA – Ratusan pengemudi ojek online (Ojol) Yogyakarta turun ke jalan membawa satu semangat: menegakkan keadilan tarif dan regulasi yang manusiawi.

 

Di bawah bendera Forum Ojol Yogyakarta Bergerak (FOYB), mereka menggelar aksi damai yang melibatkan sekitar 150 peserta dari Gojek, Grab, Shopee, dan Maxim.

 

Aksi dimulai dari Tugu Elang, melintasi kantor-kantor aplikator, dan berakhir di Titik 0 Kilometer Yogyakarta, jantung simbolik kota perjuangan.

 

Di sepanjang perjalanan, mereka menyerahkan surat terbuka berisi daftar tuntutan dan keluhan yang selama ini diabaikan oleh aplikator besar.

 

Koordinator Lapangan Geger Tegar menegaskan bahwa aksi ini adalah bentuk kepedulian, bukan perlawanan.

 

“Kami hanya menuntut keadilan. Ojol bukan pemberontak, kami pekerja yang ingin hidup layak,” ujar Geger.

 

Puncak aksi di Titik Nol ditandai dengan Mimbar Bebas Orasi, tempat para pengemudi berbicara lantang tanpa merusak ketertiban.

 

“Kami ingin menunjukkan, Ojol bisa bersuara tanpa kekerasan. Kami menjaga kondusifitas agar masyarakat juga merasa nyaman,” tambah Geger.

 

Ia menegaskan bahwa seluruh peserta sudah diimbau untuk menahan diri dan menghindari provokasi.

 

Menurutnya, perjuangan ini bukan hanya soal tarif, tetapi soal martabat manusia yang bekerja keras tanpa dihargai secara layak.

 

“Ini bukan sekadar soal uang, tapi soal keadilan dan kemanusiaan,” tegasnya.

 

Dalam aksi itu, masing-masing aplikator menerima daftar tuntutan.

 

Maxim diminta memperbaiki sistem asuransi dan tarif yang tidak adil serta menghentikan rekrutmen driver baru.

 

Shopee didesak menghapus sistem hub food dan SPX serta memperbaiki sistem poin yang kerap menjatuhkan mitra tanpa verifikasi.

 

Grab diminta menghapus program bike hemat berbayar dan memperbarui sistem pemetaan yang tidak akurat.

 

Sedangkan Gojek didesak memperbaiki tarif Goride Comfort dan menghapus sistem slot goride-food yang merugikan.

 

Melalui FOYB, empat tuntutan nasional juga diserahkan ke DPRD DIY sebagai bagian dari gerakan Front Driver Transportasi Online Indonesia (FDTOI).

 

Empat tuntutan itu meliputi kenaikan tarif bersih roda dua, regulasi khusus pengantaran makanan dan barang, tarif bersih roda empat, dan pembentukan UU Transportasi Online Indonesia.

 

“Sudah saatnya pemerintah hadir, bukan hanya menonton. Kami butuh aturan yang melindungi, bukan menekan,” kata Geger Tegar menutup orasinya.

 

Dengan suara lantang di Titik Nol, para Ojol Yogyakarta menegaskan satu hal: keadilan tarif bukan hadiah, tapi hak yang harus diperjuangkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *