Mahkota Longsor di Desa Pranten Masih Mengancam, BPBD Batang Ingatkan Potensi Bahaya

BERITAU.ID, BATANG – Dua tahun setelah longsor besar menghantam kaki gunung Prau di wilayah Desa Pranten, Kecamatan Bawang, ancaman longsor masih mengintai. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batang mengungkapkan bahwa mahkota longsor yang terbentuk akibat material longsor masih belum habis.

“Pengamatan kami menunjukkan bahwa potensi longsor masih ada, mahkota longsor masih belum habis. Potensi materialnya mencapai 1 juta meter kubik di satu titik, tepatnya di Bukit Siglagah, Desa Pranten,” ujarnya.

Ditegaskan bahwa potensi longsor akan terus terjadi secara terus menerus hingga material longsor benar-benar habis. Longsor susulan di area tersebut telah berlangsung selama dua tahun terakhir.

“Kejadian longsor ini tergantung pada curah hujan di lokasi tersebut. Upaya antisipasi terhadap bencana tersebut sangat terbatas. Kita hanya bisa menunggu hingga mahkota longsor habis dan materialnya hanyut ke sungai di bawahnya,” tambahnya.

Dampak dari longsor tersebut antara lain memutus akses jalan dukuh Pranten-Rejosari serta menghilangkan satu-satunya jembatan penghubung di sana.

Pemerintah belum mengambil langkah untuk membangun kembali jembatan tersebut secara permanen. Hal ini karena adanya potensi longsor susulan. Walau demikian saat ini sedang dibangun jembatan darurat di lokasi tersebut. Lokasi bencana ini hanya berjarak sekitar 700 meter dari pemukiman warga, tepatnya di area perkebunan kentang.

Seperti yang diungkapkan sebelumnya, longsor besar tersebut terjadi pada malam tahun baru 2022. Luasannya mencapai 1 kilometer dan material longsor diperkirakan mencapai 1,7 juta meter kubik. (teh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *