BERITAU.ID, PEKALONGAN – Masyarakat Kota Pekalongan, khususnya di daerah Krapyak, memiliki tradisi Syawalan yang unik, yaitu tradisi Lopisan atau Lopis Raksasa. Tradisi ini dihelat pada tanggal 8 Syawal, atau seminggu setelah jatuhnya Hari Raya Idul Fitri.
Apa itu Tradisi Lopis Raksasa Kota Pekalongan?
– Lopis Raksasa adalah tradisi tahunan yang diselenggarakan di desa Krapyak, Pekalongan.
– Tradisi ini biasanya diselenggarakan setiap tanggal 8 Syawal (7 hari setelah Hari Raya Idul Fitri) untuk merayakan syawalan.
– Pada momen ini, ribuan orang berkumpul untuk silaturahmi, saling berkunjung, dan menikmati hidangan yang disediakan warga Kota Pekalongan secara gratis.
Ciri Khas Pelaksanaan Tradisi Lopis Raksasa:
– Ukuran Besar: Lopis Raksasa memiliki ukuran yang mencapai tinggi 2 meter dengan diameter 1,5 meter dan berat hingga 225 Kg.
– Proses Memasak: Karena ukurannya yang sangat besar, proses memasak lopis raksasa ini biasanya membutuhkan waktu 4-5 hari dengan menggunakan dandang berukuran besar.
– Pemotongan dan Pembagian: Setelah acara doa bersama, Lopis Raksasa ini akan dipotong oleh Walikota Pekalongan dan dibagi-bagikan kepada warga. Masyarakat Krapyak juga menyediakan makanan ringan dan minuman gratis untuk para pengunjung dari Kota Pekalongan dan sekitarnya.
– Nilai Filosofis: Lopis mengandung nilai filosofis tentang persatuan dan kesatuan, sebagaimana tertuang dalam sila ketiga Pancasila.
Tradisi Lopis Raksasa bukan hanya menjadi bagian dari warisan budaya Pekalongan, tetapi juga menarik perhatian dari luar kota. Saat ini, lopis buatan Krapyak dinikmati oleh masyarakat di berbagai daerah, termasuk Papua, Palembang, Sumatera, Batam, dan Cilacap.
Jadi, jika Anda berkesempatan berkunjung ke Pekalongan pada momen Syawalan, jangan lewatkan untuk mencicipi kelezatan Lopis Raksasa yang khas dan berbeda! (teh)