Komunitas Pelita Siap Rilis Film Dokumenter “Mencari Jejak Mbah Rifa’i di Kabupaten Batang”, Yuk Baca Sinopsisnya

BERITAU.ID,BATANG –Pegiat Literasi Batang membuat film dokumenter yang diadaptasi dari buku. Mereka mengangkat sosok KH Ahmad Rifa’i sebagai Pahlawan Nasional dari Batang yang belum banyak dikenal orang.

Judulnya Mencari Jejak Mbah Rifa’i di Kabupaten Batang.

Mengisahkan seorang pemuda yang baru beranjak dewasa bernama Istikomah. Usianya baru menginjak 18 tahun.

Ia baru satu tahun menjadi mahasiswa di sebuah kampus keagamaan negeri. Sejak menjadi mahasiswa, pikirannya mulai terbuka. Isti, sapaan akrabnya, mulai kepikiran mencari jati dirinya.

Isti terlahir dari keluarga penganut Rifaiyah di Kabupaten Batang. Walau demikian, sedari kecil hingga beranjak dewasa ia tidak terlalu paham tentang Rifaiyah.

Layaknya anak-anak pada umumnya, Isti tumbuh dengan dunianya sendiri. Bermain, bersekolah, mengerjakan PR, ikut ekstra kulikuler, hingga ngopi layaknya anak muda zaman sekarang.

Kisahnya mencari jati diri bermula saat hang out bersama teman-temannya. Saat itu, Isti bersama rombongan hendak berlibur ke Pranten.

Ketika melintas di Kecamatan Limpung, ia terpaku melihat bangunan bertuliskan Museum KH Ahmad Rifa’i di kanan jalan. Di situlah rasa penasarannya mulai muncul. Siapa sih tokoh yang selama ini fotonya terpajang di ruang tamu rumahnya itu.

Sepulang dari liburan, ia semakin penasaran dan bertanya-tanya. Hingga akhirnya Isti membulatkan tekad untuk mencari jatidirinya.

Apa sebenarnya yang diteladani oleh keluarga dan leluhurnya. Isti memulai perjalanannya dengan mengunjungi tempat Museum KH Ahmad Rifa’i di Desa Kalisalak.

Tidak hanya museum, berbagai benda peninggalan tokoh tersebut ternyata banyak berada di sekitar Desa Kalisalak.

Tokoh yang ternyata seorang pahlawan nasional asal Kabupaten Batang ini ternyata punya kisah menarik. Ia ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui dakwah dan puluhan kitab-kitab karyanya.

Isti juga menemukan, berbagai nilai teladan juga kini masih hidup di tengah-tengah masyarakat. Bahwa peninggalan tidak selamanya berbentuk benda. Namun ajaran dan teladan juga menjadi peninggalan indah yang hidup hingga saat ini.

Berawal dari Desa Kalisalak, Isti bertemu dengan berbagai tokoh penting Rifaiyah di berbagai daerah. Salah satu yang membuatnya terenyuh adalah di Desa Kalipucang Wetan, Kecamatan Batang.

Ia banyak berbincang tentang karya batik tulis Rifaiyah. Prosesnya tidak hanya sekedar membatik, melainkan ajaran agama yang dituangkan dalam sebuah motif. Hingga prosesnya yang melantunkan puji-pujian terhadap Tuhan dan nilai-nilai ajaran kebaikan.

“Film dokumenter ini akan rilis besok Rabu 27 Desember,” tutur Anggota Komunitas Pelita Batang sekaligus produser film tersebut, Lihun, Selasa (26/12/2023).

Lihun mengatakan untuk pemutaran film dokumenter itu pihaknya berkolaborasi dengan DKD Batang menyulap Aula Kantor Bupati menjadi layaknya bioskop.

“Konsep bioskop ini agar pemutaran film bisa lebih terasa dan dinikmati olah penonton,”pungkasnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *