Islah FPTI Batang, KONI: Kami Tetap Intens untuk Olahraga

BERITAU.ID, BATANG – Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kabupaten Batang akhirnya menyelesaikan permasalahan internal yang sempat menggegerkan publik. Para atlet, pelatih, orangtua, dan pengurus FPTI Batang sepakat untuk berdamai dan menjaga sportivitas.

Kesepakatan damai atau islah tersebut diadakan di mess Atlet FPTI, Hutan Kota Rajawali (HKR), Selasa (23/1). Hadir dalam acara tersebut Ketua FPTI Batang Bekti Mastiadji, Ketua KONI Batang Soetadi, Kepala Disparpora Batang Yarsono, serta para atlet dan orangtua.

Kepala Disparpora Batang, Yarsono, mengatakan bahwa islah merupakan hal yang ditunggu para atlet, karena mereka membutuhkan kepastian untuk melanjutkan aktivitasnya di cabang olahraga panjat tebing.

“Kami selaku pengampu di bidang keolahragaan, menyambut baik kegiatan islah ini. Setelah ini selesai ya sudah selesai. Kami berharap para atlet bisa melaksanakan kegiatan mulai dari latihan, atau aktivitas lainnya yang mendukung cabang olahraga panjat tebing,” ujar Yarsono.

Sementara itu, Ketua FPTI Batang, Bekti Mastiadji, menyebut bahwa panjat tebing Batang memiliki potensi besar untuk berprestasi di tingkat nasional maupun internasional. Ia mencontohkan bahwa saat ini ada satu atlet nominasi Olimpiade di Paris, yaitu Kiromal Katibin, dan ada juga atlet yang difokuskan untuk Olimpiade setelah Paris, yaitu Reyrinta.

“Kami mempunyai atlet yang akan difokuskan untuk PON yang di Aceh kalau gak salah. Lalu ada sembilan atlet binaan FPTI, kemudian ada 42 atlet kecil kecil. Kami membutuhkan dukungan dari semua pihak, baik itu KONI, FPTI, atlet, orangtua, maupun masyarakat,” tutur Bekti.

Di sisi lain, Ketua KONI Batang, Soetadi, mengklarifikasi sejumlah isu yang berkembang terkait permasalahan di FPTI. Ia menegaskan bahwa tidak ada pemotongan bonus atlet FPTI, dan pengurus KONI yang merangkap di cabor adalah hal yang umum terjadi di semua kabupaten/kota.

“Lalu pengurus KONI ngarengkep (merangkap) di cabor, saat rakor di provinsi Jateng itu hampir di semua kabupaten kota itu sama. Namun demikian kami sebagai KONI mengacu pada anggaran dasar, gak boleh ya sudah, kita keluar malah enteng. Tapi kita tetap intens untuk olahraga,” kata Soetadi.

Acara islah juga diisi dengan pernyataan maaf dari salah satu atlet FPTI Batang. Ia mengaku bahwa berita tentang pemotongan tali asih dan bonus Porprov tidak benar adanya, dan semua pernyataan yang dilontarkan sebelumnya hanya kesalahpahaman dan miskomunikasi.

“Semua pernyataan yang kami lontarkan hanya kesalahpahaman dan miskomunikasi baik ke pengurus, pelatih, serta official FPTI Kabupaten Batang. Kami semua FPTI bersama pengurus tetap menjunjung tinggi sportivitas,” ucap atlet tersebut.

Dengan berakhirnya geger FPTI Batang, diharapkan para atlet panjat tebing bisa kembali fokus dan bersemangat untuk mengharumkan nama daerahnya di berbagai ajang kompetisi. (Lim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *