Site icon Beritau

Film Dokumenter “Pilihan”, Kisah PMI Terjebak Jaringan Terorisme Lewat Medsos

 

BERITAU.ID, SINGAPURA – Sebuah film dokumenter berjudul “Pilihan” menggambarkan betapa kompleksnya kehidupan para pekerja migran Indonesia (PMI) yang rentan terjebak dalam jaringan terorisme melalui media sosial.

Diputar di KBRI Singapura, film berdurasi 21 menit 46 detik ini memperlihatkan sisi-sisi yang jarang terungkap sebelumnya.

Produser film ini, Ani Ema Susanti, yang juga merupakan mantan PMI di Hong Kong, menyoroti stigma negatif yang sering melekat pada sosok perempuan PMI.

Dalam siaran rilisnya, Ani mengungkapkan bagaimana stigma ini telah mengganggu dirinya secara pribadi.

Dia merasa rendah diri karena dianggap menjual diri untuk mendapatkan gaji tinggi sebagai PMI.

Namun, pengalaman pahit ini tidak membuat Ani menyerah. Dia memutuskan untuk pulih dan melanjutkan pilihannya.

Melalui perjuangan yang panjang, Ani berhasil mengejar impian baru, seperti melanjutkan pendidikan, membangun relasi baru, dan belajar tentang perfilman.

Kini, Ani telah memproduksi beberapa film, termasuk pemenang Piala Citra (FFI) tahun 2011 untuk kategori film dokumenter terbaik berjudul “Donor ASI”.

Menurut Ani, film-film dokumenter yang dia produksi, seperti “Pilihan” ini, memiliki peran penting sebagai alat edukasi kreatif bagi para PMI dalam melawan ekstremisme di dunia maya.

Ruangmigran.id, yang didirikan oleh Ani, menjadi platform untuk menggalang dukungan dan menyebarkan pesan-pesan positif kepada para PMI.

Kegiatan pemutaran film ini dihadiri oleh sekitar 250 orang PMI, yang kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi.

Pasca acara tersebut, ratusan PMI ini juga mendapatkan pelatihan kewirausahaan dari empat dosen Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk memberikan keterampilan kepada para PMI agar mereka siap memasuki dunia usaha setelah kembali ke Indonesia.

Salah satu tokoh yang menjadi fokus dalam film ini adalah Listyowati, seorang mantan PMI asal Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Kisahnya menggambarkan bagaimana dia terjerat dalam jaringan terorisme ISIS melalui media sosial.

Dikisahkan bahwa Lis, panggilan akrabnya, awalnya hanya ingin mencari penghasilan yang lebih baik sebagai PMI di Hong Kong.

Namun, keinginannya untuk membantu korban konflik membuatnya terlibat dalam grup simpatisan ISIS di media sosial.

Di dalam grup tersebut, Lis bertemu dengan seseorang bernama Arif yang memengaruhinya dengan cerita-cerita tentang jihad dan kehidupan setelah kematian.

Terpesona dengan narasi Arif, Lis bahkan mentransfer sejumlah uang untuk mendukung rencana terorisme yang direncanakan.

Namun, semua rencananya gagal setelah Arif ditangkap oleh pihak kepolisian, dan Lis sendiri akhirnya ditangkap karena keterlibatannya.

Cerita lain yang disajikan dalam film ini adalah tentang Masyitoh, seorang PMI asal Malang yang berhasil mengubah nasibnya melalui pendidikan dan kewirausahaan di Singapura.
Kisah suksesnya menunjukkan bahwa dengan tekad dan usaha keras, para PMI juga dapat mencapai kesuksesan yang lebih baik.

Data menunjukkan bahwa tidak sedikit PMI yang terpapar propaganda radikal di media sosial, seperti yang terjadi pada Lis.

Kementerian Luar Negeri mencatat bahwa ada ratusan WNI yang telah terpapar dan bahkan berusaha untuk bergabung dengan kelompok teroris di Suriah.

Dalam film “Pilihan” ini, Ani Ema Susanti berhasil menggambarkan beragam realitas yang dihadapi oleh para pekerja migran Indonesia.

Dari stigma negatif hingga terorisme, film ini menjadi sebuah panggilan untuk lebih memperhatikan dan memberikan dukungan kepada para PMI agar dapat menghadapi tantangan dengan lebih baik di masa depan.

Exit mobile version